Kita sering membanggakan kalau kita bisa tidur larut malam. Bahkan terkadang kita saling membandingkan siapa yang tidurnya paling larut dialah yang paling hebat.
Kita juga biasa bertamu ke tempat orang sehabis Isya dan mengobrol hingga larut malam. Hal itu sudah sering menjadi kebiasaan kita.
Ternyata Rasulullah SAW melarang berbincang-bincang atau ngobrol setelah Isya’ dan selalu mengingatkan para sahabat akan hal tersebut.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra. ia berkata:
“Nabi SAW selalu melarang kami berbincang-bincang setelah Isya’.” (Diriwayatkan Ahmad dalam Al-Musnad dan Ibnu Majah dalam Sunan)
Diriwayatkan dari Abi Barzah al-Aslami ra.:
“Bahwa Nabi SAW lebih senang mengakhirkan sholat Isya’. Beliau tidak senang tidur sebelum Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.” (Diriwayatkan al-Bukhari dalam Shahih-nya)
Al-Hafizh Ibn Hajar berkaitan dengan hadits ini mengatakan: “Iyadh mengatakan: “Nabi SAW tidak senang tidur sebelum Isya’, karena hal tersebut kadang dapat menyebabkan pelaksanaan sholat Isya’ keluar dai waktunya atau keluar dari waktunya yang terbaik, sedang berbincang-bincang setelah Isya’ terkadang menyebabkan tidur sebelum Subuh, tidur pada waktu terbaik mengerjakan Sholat Subuh, atau tidak mengerjakan Sholat Malam. (Ibn Hajar, Fath al-Bari, II:73)
Al-Hafizh Ibn Hajar berkaitan dengan hadits ini mengatakan: “Iyadh mengatakan: “Nabi SAW tidak senang tidur sebelum Isya’, karena hal tersebut kadang dapat menyebabkan pelaksanaan sholat Isya’ keluar dai waktunya atau keluar dari waktunya yang terbaik, sedang berbincang-bincang setelah Isya’ terkadang menyebabkan tidur sebelum Subuh, tidur pada waktu terbaik mengerjakan Sholat Subuh, atau tidak mengerjakan Sholat Malam. (Ibn Hajar, Fath al-Bari, II:73)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra. bahwa Nabi SAW bersabda:
“Tidakboleh berbincang-bincang (setelah Isya’) kecuali bagi orang-orang yang melakukan sholat atau bepergian.” (Diriwayatkan Ahmad dalam al-Musnad, ath-Thayalisi, Ibn Nash al-Marwazi dalam Qiyam al-Lail, Abu Nu’aim dalam al-Hilyah, Abu Ya’la dan al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih al-Jami’ nomor 7375).
Terlihat banyak riwayat yang kita dilarang berbincang-bincang sehabis sholat Isya dan mensegerakan tidur setelahnya. Bahkan antara orang-orang saleh terdahulu selalu saling memberikan nasehat untuk segera tidur. Mereka tidak mau berbincang-bincang setelah Isya’ seperti riwayat dari Kharsyah bin al-Hurr rahimahullah, ia mengatakan: Aku pernah melihat Umar bin Khattab ra. memukul orang bertubi-tubi setelah selesai sholat Isya’ dan mengatakan : “Apakah kamu berbincang-bincang pada awal malam dan tidur di akhir malam?” (Al-Marwazi, Qiyam al-Lail).
Ada juga riwayat dari Ibn Rafi’ rahimahullah, ia mengatakan: “Umar bin Khattab pernah menggiring orang-orang setelah agak malam agar cepat pulang ke rumahnya, dan mengatakan: “Berdirilah (dari tempat dudukmu untuk segera tidur), semoga Allah memberikan anugerah kepadamu semua, dapat mengerjakan Sholat Malam.” (al-Maqrizi, Mukhtashar Qiyam al-Lail).
Ada pula seorang laki-laki datang kepada Hudzaifah bin Yaman ra. ia mengetuk pintu rumahnya setelah Isya’. Hudzaifah keluar menemuinya dan bertanya: “Apa keperluanmu?” Ia menjawab: “Aku ingin berbincang-bincang.” Hudzaifah lalu menutup pintu yang ada didepannya dan mengatakan: “Umar telah melarang kami berbincang-bincang setelah Isya’.”
Urwah bin Zubair rahimahullah menceritakan: Setelah sholat Isya’ agak malam aku beranjak. Aisyah ra.-ia adalah bibiku, kami berada di suatu kamar- mendengar pembicaraanku, padahal antara kami dengannya dibatasi dinding. Aisyah berkata: “Hai Urwah, pembicaraan apa ini? Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW tidur sebelum sholat (Isya’) dan tidak pernah berbincang-bincang setelahnya. Terkadang beliau langsung tidur dan selamat (dari kemaksiatan), atau kadang beliau sholat sehingga beliau mendapatkan sesuatu tanpa susah payah.”
Beberapa orang dari suku Quraisy berbincang-bincang setelah sholat Isya’. Aisyah ra. mengirim utusan kepada mereka untuk mengatakan: “Pulanglah kalian ke rumah masing-masing, agar keluarga kalian juga mendapatkan bagian.”
Diceritakan dari Mu’awwiyyah bin Qurrah bahwa bapaknya selalu mengatakan kepada anak-anaknya apabila telah selesai sholat Isya’: “hai anak-anakku, tidurlah semoga Allah memberikan rizqi kebaikan pada sebagian malam.”
Jadi bagaimana dengan Anda? Masihkah bertanding kuat-kuatan begadang? Semua keputusan ada di tangan Anda, saya hanya menuliskan apa yang saya tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan menulis komentar. Tulislah komentar dengan penuh tanggung jawab.