Ternyata adanya kunci jawaban yang menyebar itu terinspirasi oleh film-film aksi dari luar negeri. Prosesnya benar direncanakan dengan matang.
Jadi begini cerita singkatnya, pendistribusian soal unas bertahap dari pusat hingga akhirnya ke sekolah-sekolah yang melibatkan kepolisian.
Semua pendistribusian soal dikawal penuh oleh polisi. Sebelum pelaksanaan unas, soal-soal sudah disimpan di masing-masing mapolres kabupaten atau kota seluruh Indonesia. Dua hari sebelum pelaksanaan, naksah unas didistrubiskan ke polsek-polsek.
Proses pendistribusiannya naksah soal dibawa dengan mobil, umumnya mobil kepala sekolah atau guru. Satu mobil dijaga oleh seorang polisi bersama tiga hingga lima guru. Sebelum sampai di tujuan, guru yang turut serta dalam pengawalan mengajak makan. Di sinilah proses pencurian terjadi. Saat mereka semua makan, salah seorang guru mengambil sebundel naskah yang berisi 20 model soal. Pencurian tidak hanya di satu tempat.
Agar tidak mencurigakan, guru hanya mengambil sebundel soal saja. Pada saat pendistribusian ke sekolah-sekolah pun, guru-guru yang terlibat penghitungan naskah di sekolah sudah masuk dalam tim pencurian ini sehingga ketika pengecekan, mereka mengatakan bahwa naskah soal lengkap. Naskah yang dicuri saat pendistribusian di polsek pun dikembalikan lagi dengan rapi.
Selama bundel naskah unas yang dicuri dipegang oleh guru, ada tim yang mengerjakan unas tadi dan membuat kunci jawaban. Akhirnya kunci pun sudah dibuat dan didistribusikan kepada siswa-siswa dengan gratis di kabupaten Lamongan Jawa Timur. Skenario ini melibatkan sekitar 70 kepala sekolah dan guru di kabupaten tersebut.
Sumber: disadur ulang dari berbagai sumber.
Sumber: disadur ulang dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan menulis komentar. Tulislah komentar dengan penuh tanggung jawab.