Jumat, 16 Mei 2014

Hati-Hati Saat Kita Memasang Iklan di Media Online Hingga Terjadi Pengurasan Lewat ATM

Saat ini penipuan dengan memanfaatkan transfer melalui ATM semakin marak dan semakin canggih modelnya. Saya termasuk "calon korban" yang alhamdulillah tidak naik level menjadi korban. Saya membagi dua tahap besar si penipu menjalankan operasinya. Tahap pertama adalah pre-processing dan tahap ke dua adalah proses penyedotan uang itu sendiri. Inti dari penipuan ini adalah bisa menjalankan tahap ke dua yaitu proses penyedotan uang itu sendiri dari rekening kita ke rekening penipu. Namun keberhasilan bisa menjalankan tahap ke dua itu sangat dipengaruhi oleh tahap pertama yaitu pre-processing-nya.

Pre-processing ini yang setiap waktu bisa berubah-ubah alias banyak sekali variant-nya. Ini sangat tergantung dari kemampuan analisis calon korban dan bagaimana tahapan yang dilakukan oleh penipu untuk menipu calon korban.

Saya akan bercerita tentang tahapan pre-processing yang dikenakan terhadap saya dalam catatan ini. Kemarin sore, saya melakukan posting iklan jual mobil milik orang tua saya. Baru saja posting di internet sudah ada beberapa yang mengontak termasuk si-penipu itu tadi. Dia bilang bahwa dia bernama dr. Heri yang bekerja di sebuah rumah sakit di Jakarta, saya lupa nama rumah sakit yang dia sebut apa, akan tetapi kalaupun saya ingat, saya yakin dia tidak menjadi dokter dan tidak bekerja di rumah sakit tersebut.

Dia bilang bahwa anaknya ingin membeli mobil, anaknya di Yogyakarta. Dia akan melihat mobil terlebih dahulu tetapi tidak bisa malam itu karena masih di Jakarta, namun dia hanya akan melihat mobil yang akan dibeli jika harganya sudah sepakat. Ini sudah janggal menurut saya, masak menawar harga dahulu sebelum melihat barangnya. Tetapi saya masih mengikuti, karena siapa tahu ada orang seperti itu. Saya persilakan dia menawar.

Dan dia pun menawar dengan tawaran yang sangat menarik, yang pasti penawaran dia dengan harga yang saya ajukan selisih tidak jauh. Setelah saya diskusikan dengan orang tua yang memiliki kendaraan, saya pun mengontak dia kembali dan sepakat dengan penawaran dia, tetapi saya menanyakan kapan dia menengok mobilnya. Kalau kita disuruh menunggu sampai berhari-hari ya saya tidak akan menjamin mobil masih ada. Dia pun mengatakan ya jangan dijual kalau sudah sepakat.

Dia kemudian menyampaikan ke saya untuk mengikat dia akan memberikan uang muka sehingga jangan dijual ke pihak lain selama belum ditengok dia. Tidak tanggung-tanggung, dia bilang akan memberikan uang muka sebesar tujuh juta malam itu juga. Saya pun kaget, heran dan merasa ada yang aneh. Tetapi saya ikuti saja, saya pun sepakat dengan batasan waktu yang dia tentukan yaitu sampai tanggal 15 bulan ini. Jika lebih dari itu ya lepas alias bisa saya tawarkan kembali.

Dia pun meminta nomor rekening bank yang saya miliki. Saya pun mengirimkan rekening lewat SMS. Dia menelpon kembali untuk mengkonfirmasi nomor rekening dan atas namanya hingga beberapa kali. Dia menyampaikan akan transfer lewat SMS banking, saya bilang silakan.

Setelah menunggu beberapa saat, dia menelpon kembali dan mengatakan SMS bankingnya sedang bermasalah di tempat dia. Dia bilang akan segera ke ATM untuk transfer terus nanti saya dikontak kembali. Saya bilang silakan.

Setelah sekitar 10 menit dia telepon kembali dan berkata bahwa dia sudah transfer uang sebesar tujuh juta ke rekening saya. Saya pun langsung cek. Saya lihat tidak ada transferan sama sekali ke rekening saya. Saya langsung sampaikan belum ada transferan Pak. Dia pura-pura kaget, terus dia bilang untuk coba tanya ke bank bersangkutan.

Selang beberapa menit dia telepon ke saya lagi dan bilang bahwa pihak bank mengatakan SMS banking memang agak terlambat, saya diminta ke ATM untuk mengecek. Saya bilang ke dia saya tidak pernah cek lewat SMS banking, saya bilang saya langsung online lewat i-banking. Dia membalas "iya Pak, SMS banking, mobile banking dan internet banking semuanya baru bermasalah, silakan bapak ke ATM untuk cek, karena hanya lewat ATM bisa cek".

Dah, itu jelas sudah penipuan, kalau internet banking tidak terkoneksi dengan data pusat, pasti ada pesan bahwa koneksi sedang bermasalah. Lah saya saja cek cepat langsung muncul kok dia bilangnya seperti itu. Jelas dia menipu, tetapi dia terus memaksa untuk saya ke ATM karena dia sudah transfer uang dan dia ngotot bahwa hanya ATM saja yang bisa digunakan untuk melakukan pengecekan. Karena saya males menjelaskan ke "penipu" yang mencoba membodohi saya, saya sampaikan saja "Baik Pak, gini saja, saya akan telepon orang IT pusat di bank bersangkutan, kebetulan manager utamanya teman saya dan beberapa tim IT sana memang saya kenal, kalau ada apa-apa nanti bapak saya hubungi kembali".

Setelah saya tutup teleponnya, saya pun mengontak teman saya, yang memang bekerja di bank bersangkutan dan menyampaikan kronologi di atas. Teman saya memastikan itu memang penipuan dan menjelaskan modus operasinya bagaimana. Tahapan pre-processing terhadap saya sudah dilalui namun tidak berlanjut ke proses penyedotan saldo.

Proses penyedotan saldo (tahap ke dua) adalah kita diminta untuk melakukan pengecekan di ATM. Kalau kita sudah percaya dan berangkat ke ATM itu artinya tinggal beberapa langkah saja tipu daya mereka berhasil.

Setelah kita sampai di ATM, kita diminta untuk cek saldo kita. Setelah kita cek saldo kita pasti menghubungi penipu dan menyampaikan bahwa saldo kita masih belum bertambah. Langkah berikutnya si penipu mengarahkan kita untuk cek ulang dengan langkah-langkah mengikuti si penipu tersebut. Kita diarahkan untuk memilih bahasa inggris untuk menunya, si penipu berfikir kita akan semakin kebingungan jika dengan bahasa inggris. Kalau kita ikuti langkah-langkah berikutnya, langkah-langkah tersebut bukan untuk mengecek saldo atau menarik uang dari rekening si penipu tetapi justru malah transfer ke rekening si penipu tadi tanpa kita sadari.

3 komentar:

  1. SMS yang (beberapa kali) pernah saya terima: Saya sudah melihat mobil yang akan dijual. Untuk nego harga silakan hubungi ayah/suami/ibu saya di nomor xxxxxxxxxxxx
    Modus operandi seperti ini sering saya temui, bahkan 2 hari yang lalu juga begitu, dengan menulis sudah melihat tanah dan rumah yang ditawarkan. Begitu ada sms masuk, saya langsung yakin bahwa ini termasuk penipuan, karena sejak pagi saya di rumah dan tidak ada 1 orangpun yang melihat/menengok mobil yang hendak saya jual. Logika saya: dia tidak pernah datang ke rumah saya ==> cara beli yang aneh ==> pasti TuTi alias Tukang Tipu.
    Bagi yang beriklan di koran/internet, waspadalah.... apalagi dia akan membayar DP lebih dari 25% harga yang disepakati dan memaksa kita untuk pergi ke ATM.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Bu nyi Demang, kita harus hati-hati dan waspada.

      Hapus
    2. Kalo kita dah kena tipu,apakah rekening kita kalo di isi kembali akan selalu tersedot scra otomatis?
      Mohon bimbingannya. Trimksh

      Hapus

Silakan menulis komentar. Tulislah komentar dengan penuh tanggung jawab.

Coretan Populer