Mayat-mayat yang hangus terbakar saat penjarahan |
"Jangan masuk, jangan jarah", teriak beberapa orang di sana. Tetapi para penjarah yang berdatangan itu tidak peduli. Mereka tetapi melakukan penjarahan. Mereka terus berdatangan. Beberapa yang menonton pun ada yang terprovokasi ikut menjarah. Bahkan ada di antara mereka yang mengajak keluarga atau tetangga untuk datang ke lokasi dan ikut menjarah.
Penjarahan dan pembakaran |
Agus (bukan nama sebenarnya), salah satu saksi sejarah yang mengingat peristiwa tragis 16 tahun silam menuturkan, penjarahan di Yogya Plaza terjadi karena adanya provokator dari beberapa kelompok pria berbadan tegap. Mereka menyuruh masuk ke dalam mal untuk melakukan penjarahan.
Amuk masa dengan menggulingkan mobil dan membakarnya |
Agus mengatakan, puluhan petugas keamanan dan beberapa jawara dengan senjata tajam yang diselipkan di bagian pinggang, membuat pagar betis untuk menghalau warga masuk ke dalam mal. Warga yang melihat ketatnya penjagaan tak menyerah, mereka tetap menunggu waktu yang tepat untuk bisa mengambil barang-barang yang diinginkan.
Bahkan ada suara tembakan yang sembari diikuti ajakan untuk menjarah. Ratusan orang pun terprovokasi untuk menjarah. Mereka masuk ke dalam mengambil barang-barang apa saja yang mereka dapatkan. Tidak hanya di lantai satu, dua, tiga hingga lantai enam pun mereka masukki.
Amuk masa dengan membakar barang-barang yang ada di sekitarnya |
Setelah kasur-kasur tersebut terkumpul di sana, pria-pria tegap tersebut menyiramkan minyak di atas kasur-kasur tersebut. Beberapa orang yang melihatnya berteriak.
"Mau diapain tuh kasur?"
Mayat wanita etnik Thionghoa yang menjadi korban |
Namun pria-pria tegap itu tidak peduli. Mereka terus menyiramkan minyak dan "bluk", korek api dinyalakan dan membakar kasur-kasur itu. Kasur itu terbakar dengan cepat, api menyebar ke seluruh penjuru. Orang-orang di bawah berhamburan ke luar, tetapi tidak semua bisa keluar, mereka ada yang terjebak. Ada yang terjebak di toilet, ada yang terjebak karena sudah dikelilingi api.
Bangunan-bangunan lain yang terbakar |
Ada seorang wanita hamil, salah seorang yang biasa berdagang di sana, mendengar teriakan bocah di dalam minta tolong. Wanita itu pun mau masuk ke dalam. Namun banyak temannya mencegahnya. Wanita itu tidak peduli, dia tetap nekat masuk.
Api terus berkobar. Wanita hamil tadi tidak kunjung keluar. Api semakin membesar. Tidak ada tanda-tanda petugas pemadam kebakaran. Aparat yang tadi siang ada pun sore sudah menghilang entah ke mana. Api yang semakin membesar hingga malam hari. Teriakan-teriakan minta tolong yang tadi terdengar semakin malam semakin hilang. Bau daging terbakar begitu menyengat.
Mal yang dijarah dan dibakar masa |
Jam 3 pagi, Hari Jum'at, 15 Mei 1998, api sudah mulai surut. Kurdi sudah kembali lagi ke Yogya Plaza. Ada yang mengatakan kepada Kurdi kalau isterinya tadi masuk. Kurdi begitu terkejut dengan informasi tersebut.
Jam 8 pagi, api sudah padam. Kurdi dan banyak warga di sana memasuki Yogya Plaza untuk mencari saudara mereka. Betebaran mayat-mayat manusia yang hangus terbakar. Ada yang terjatuh di lantai satu, ada yang bertumpuk, ada yang berpelukan, ada terlihat berteriak, semuanya hangus. Kurdi tidak juga menemukan isterinya.
Aksi salah seorang yang terlibat di kerusuhan Mei 1998 |
Kesaksian lain diceritakan oleh Yanto, seorang pemuda yang kehilangan sang Ayah dalam peristiwa itu. Yanto mengatakan, saat itu Ayahnya sedang mencarinya untuk mengajak pulang, dan melarangnya untuk menjarah. Namun nahas, ia yang saat itu hanya menonton terkejut ketika mendapatkan kabar ayahnya pergi ke tempat yang sama.
Mobil-mobil dibakar masa yang mengamuk |
Mendengar itu, Yanto merasa kebingungan terhadap ucapan pemulung itu. Dia mencoba meyakinkan dengan menemuinya kembali, namun pria itu menghilang. Yanto mengaku, tidak pernah melihat kembali sosok pemulung itu.
"Ya udah, pas itu gue inget bokap. Terus gue pergi ke Yogya, di sana emang udah ada abang gue lagi nyari jenazah bokap. Pas gue bilang sama abang gue, terus dia nyari sama orang yang evakuasi, beneran ada, bokap ketemu di lantai tiga di bawah tumpukan. Cirinya itu jam tangan yang dipakai masih utuh dan enggak kebakar sama sekali," ceritanya.
Begitu mengerikan tragedi itu. Ratusan orang terbakar di mal tanpa diketahui identitasnya, tanpa diekspose besar-besar beritanya karena media sebagian masih takut untuk mengekspose. Tragedi yang sungguh memilukan. Semoga tragedi ini yang menjadi bagian dari sejarah tidak dilupakan. Kebakaran yang memang disengaja oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang tega membunuh orang lain.
Ga hanya ratusan, ribuan ...
BalasHapusGw pokoknya ngeri ngeliatnya waktu itu
kasihan ya.....
BalasHapus