Minggu, 18 Mei 2014

Gara-Gara Sarung Dul

Sebuah kisah menarik yang dialami oleh Dul. Dul tinggal di kota Metro, Lampung. Dia membangun keluarga di sana.

Pada suatu malam, Dul pergi ke sebuah pengajian. Karena jarak yang jauh dan melewati jalan umum, Dul menggunakan sepeda motor bututnya.

Seperti biasanya, kalau mengaji, Dul mengenakan kopiah, baju koko dan sarung. Dul sama sekali tidak membawa dompet maupun mengenakan helm.

"Dompet juga mau ditaruh di mana?" Kata Dul.

Sepulang mengaji, tanpa diduga ada razia di perjalanan. Semua pengendara sepeda motor dihentikan dan ditanya surat-suratnya. Tak luput si Dul juga.

"Mati aku, tak membawa SIM dan STNK lagi!", pikirnya.

Setelah menepi, polisi menyapanya, "Selamat malam pak! Bisa minta tolong perlihatkan surat-suratnya?"

"Waduh, ndak bawa pak!", kata Dul.

Polisi tersebut mengamati penampilan Dul yang pake kopiah, baju koko dan pake sarung.

"Bapak dari mana?", tanya polisi.

"Ngaji", kata Dul singkat.

"Ya sudah, silakan terus, lain kali meski ngaji, surat-suratnya dibawa.", kata polisinya lagi.

"Baik pak", jawab Dul terus ngacir.

"Alhamdulillah, slamet-slamet, padahal kesalahanku bertumpuk, sudah tidak bawa STNK, SIM, tidak mengenakan helm lagi...", batin Dul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan menulis komentar. Tulislah komentar dengan penuh tanggung jawab.

Coretan Populer