Setelah mendapat komentar seseorang, beliau adalah General Manager perusahaan IT ternama di Indonesia, terkait dengan ejaan "Insya Allah" yang penulis tulis, dan beliaunya menggunakan ejaan berbeda "Inshaa Allah", maka penulis tertarik menuliskan artikel ini.
Pada dasarnya, penulis selama ini sering menggunakan keduanya, saat penulis berbincang-bincang dengan bahasa Indonesia, maka penulis akan menulis "Insya Allah", sementara ketika penulis berbincang-bincang dengan bule, dengan bahasa karena penulis hanya bisa bahasa inggris tentunya, penulis menggunakan ejaan "Inshaa Allah".
Bagi penulis, sesungguhnya ejaan dalam bentuk selain arab, apapun boleh asal paham antara pembaca dan penulis. Ada kesepakatan bahwa yang dimaksud tersebut cara membacanya bagaimana. Di dalam bahasa arab antara shod (ص) dan syin (ش) berbeda. Penulisan di dalam alfabet tentu menyesuaikan bahasanya, jangan sampai kita salah menuliskan karena dikhawatirkan ketika dibaca oleh pembaca, memiliki makna berbeda.